ABSTRAK
Kemajuan
suatu sekolah tidak lepas dari pengaruh bagaimana kemampuan kepala sekolah
dalam mengelola seluruh sumber daya yang ada pada sekolah tersebut. Jabatan
Kepala sekolah merupakan pengembangan karier bagi seorang guru. Oleh karena itu
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal ini guru-guru yang
memiliki potensi dan prestasi untuk menjadi kepala sekolah agar dapat
diwujudkan pendidikan yang berkualitas. Dengan diberlakukannya otonomi daerah
maka pengangkatan kepala sekolah negeri tersebut menjadi wewenang Dinas Pendidikan masing-masing
daerah/kabupaten di Indonesia. Pengambilan keputusan penentuan calon kepala
sekolah pada Dinas Pendidikan
Daerah merupakan hal yang relatif sulit karena terdapat berbagai kriteria yang
mempengaruhi, dan kriteria-kriteria tersebut sebagian merupakan kriteria yang
bersifat subjektif meskipun ada juga kriteria yang sifatnya objektif yang dapat
dilihat dari penilaian administratif. Seorang kepala sekolah yang ideal
diharapkan mampu menguasai secara maksimal keseluruhan kriteria penilaian
tersebut. Pada tugas akhir ini dibangun suatu SPK untuk membantu Dinas Pendidikan Daerah dalam
pengambilan keputusan penentuan guru-guru yang tepat untuk menjabat kepala
sekolah SMP/SMA Negeri dan meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan
panitia seleksi dengan melihat kedekatan relatif dari nilai kriteria peserta
terhadap ideal solutions yaitu nilai terbaik untuk setiap kriteria yang
diperoleh peserta seleksi. Metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan dan
prioritas dalam seleksi calon kepala sekolah ini menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process),
kemudian perangkat lunak ini akan diimplementasikan
dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQLServer 2000 sebagai databasenya.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, seleksi calon kepala sekolah, AHP (Analytical
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, seleksi calon kepala sekolah, AHP (Analytical
Hierarchy
Process)
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kemajuan
suatu sekolah tidak lepas dari pengaruh bagaimana kemampuan kepala sekolah
dalam mengelola seluruh sumber daya yang ada pada sekolah tersebut. Jabatan
Kepala sekolah merupakan pengembangan karier bagi seorang guru. Kepala sekolah adalah guru yang
memenuhi persyaratan tertentu dengan diberikan tugas tambahan untuk memimpin
dan mengelola penyelenggaraan sekolah.
Kepala sekolah harus menjadi
bagian integral dalam peningkatan mutu pendidikan agar bersama guru, dan staf
sekolah lainnya mampu berkolaborasi membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah yg
bersangkutan seoptimal mungkin sesuai dengan standar yg telah ditetapkan. Dengan diberlakukan otonomi daerah, maka pengangkatan
kepala sekolah menjadi
wewenang Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Pengambilan keputusan penentuan calon kepala sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang merupakan hal yg relatif sulit krn terdapat
berbagai kriteria yg mempengaruhi (baik kriteria yg bersifat subyektif maupun obyektif). Oleh karena itu
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal ini guru-guru yang
memiliki potensi dan prestasi untuk menjadi kepala sekolah agar dapat
diwujudkan pendidikan yang berkualitas.
Dalam mencapai hal tersebut diperlukan Sistem
Penunjang Keputusan atau Decision Support System
(DSS).
DSS menyediakan fasilitas untuk
melakukan analisis sehingga proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pelaku bisnis bisa menjadi lebih berkualitas. Analisis tersebut didasarkan pada
keadaan bisnis yang sedang berjalan yang digabungkan dengan data-data dari luar
perusahaan dan data privat dari pengambil keputusan (Kusrini, 2007).
Data
yang digunakan untuk Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung
keputusan tersebut berasal dari penilaian
kecerdasan, kepribadian dan pengalaman kerja. Sistem pendukung keputusan
tersebut kemudian digunakan dalam
pengambilan keputusan pemilihan calon kepala
sekolah. Dari
latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil
judul “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pengangkatan Calon
Kepala Sekolah SMP/SMA Negeri Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang “.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu
bagaimana Sistem Pendukung Keputusan
dapat digunakan untuk menyeleksi calon Kepala
sekolah, untuk menentukan kandidat Calon Kepala Sekolah yg
nantinya akan menjabat sebagai Kepala Sekolah pada SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.3
Pembatasan
Masalah
Dalam pembuatan penelitian yang
penulis buat ini, penulis membatasi pada pembuatan Sistem Pendukung Keputusan
dalam seleksi pengangkatan calon Kepala Sekolah SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.4 Tujuan
Penelitian
Membangun perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat
bantu pengambilan keputusan bagi panitia dan tim seleksi pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang,
untuk menentukan kandidat calon kepala sekolah pada SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kemajuan
suatu sekolah tidak lepas dari pengaruh bagaimana kemampuan kepala sekolah
dalam mengelola seluruh sumber daya yang ada pada sekolah tersebut. Jabatan
Kepala sekolah merupakan pengembangan karier bagi seorang guru. Kepala sekolah adalah guru yang
memenuhi persyaratan tertentu dengan diberikan tugas tambahan untuk memimpin
dan mengelola penyelenggaraan sekolah.
Kepala sekolah harus menjadi
bagian integral dalam peningkatan mutu pendidikan agar bersama guru, dan staf
sekolah lainnya mampu berkolaborasi membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah yg
bersangkutan seoptimal mungkin sesuai dengan standar yg telah ditetapkan. Dengan diberlakukan otonomi daerah, maka pengangkatan
kepala sekolah menjadi
wewenang Dinas Pendidikan masing-masing daerah. Pengambilan keputusan penentuan calon kepala sekolah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang merupakan hal yg relatif sulit krn terdapat
berbagai kriteria yg mempengaruhi (baik kriteria yg bersifat subyektif maupun obyektif). Oleh karena itu
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal ini guru-guru yang
memiliki potensi dan prestasi untuk menjadi kepala sekolah agar dapat
diwujudkan pendidikan yang berkualitas.
Dalam mencapai hal tersebut diperlukan Sistem
Penunjang Keputusan atau Decision Support System
(DSS).
DSS menyediakan fasilitas untuk
melakukan analisis sehingga proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pelaku bisnis bisa menjadi lebih berkualitas. Analisis tersebut didasarkan pada
keadaan bisnis yang sedang berjalan yang digabungkan dengan data-data dari luar
perusahaan dan data privat dari pengambil keputusan (Kusrini, 2007).
Data
yang digunakan untuk Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung
keputusan tersebut berasal dari penilaian
kecerdasan, kepribadian dan pengalaman kerja. Sistem pendukung keputusan
tersebut kemudian digunakan dalam
pengambilan keputusan pemilihan calon kepala
sekolah. Dari
latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil
judul “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pengangkatan Calon
Kepala Sekolah SMP/SMA Negeri Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang “.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas maka dapat diambil suatu perumusan masalah yaitu
bagaimana Sistem Pendukung Keputusan
dapat digunakan untuk menyeleksi calon Kepala
sekolah, untuk menentukan kandidat Calon Kepala Sekolah yg
nantinya akan menjabat sebagai Kepala Sekolah pada SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.3
Pembatasan
Masalah
Dalam pembuatan penelitian yang
penulis buat ini, penulis membatasi pada pembuatan Sistem Pendukung Keputusan
dalam seleksi pengangkatan calon Kepala Sekolah SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.4 Tujuan
Penelitian
Membangun perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat
bantu pengambilan keputusan bagi panitia dan tim seleksi pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang,
untuk menentukan kandidat calon kepala sekolah pada SMP/SMA Negeri pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
bagi Peneliti:
Peneliti
mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan alternatif pemecahan masalah
dalam dunia kerja melalui penerapan ilmu sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing.
2. Manfaat
bagi Dinas Pendidikan
Kabupaten Semarang :
Sarana penting dalam mengelola data penilaian dalam
menentukan calon kepala sekolah dan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia
dan teknologi dengan diberlakukannya sistem tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1
Sistem Informasi
Sistem informasi
merupakan jantung bagi sebagian besar organisasi. Sistem informasi tersebut
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi
untuk suatu tujuan khusus. Perkembangan teknologi informasi dewasa ini menuntut
sebuah dinas bekerja secara maksimal demi kenyamanan pelayanannya kepada
publik,atas dasar itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengoptimalkan
kinerja melalui sistem penunjang keputusan proses pengambilan keputusan dengan
melibatkan DSS sebagai salah satu pedoman dalam menentukan sebuah keputusan.
1.2
Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Michael S.
Scott Morton dan Gorry (1970-an) berpendapat bahwa DSS merupakan Sistem
berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunkan
data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur. Menurut
(Keen et al, 1978 dalam Turban et al, 2005) sistem penunjang keputusan
memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer
untuk meningkatkan kualitas keputusan. SPK adalah sistem pendukung berbasis
komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah
tidak terstruktur.
1.3
Komponen-komponen Sistem Pendukung keputusan
1.
Subsistem Manajemen
Basis Data (Data base Management Subsystem)
Perbedaan mendasar antara database untuk SPK dan non-SPK.
Pertama, yaitu sumber data SPK lebih “luas” dari pada non-SPK dimana data harus
berasal dari intern dan ekstern karena proses pengambilan keputusan membutuhkan
banyak data valid. kedua SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam
pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan
pengurangan secara cepat.
2.
Subsistem Manajemen
Basis Model (Model Base Management Subsystem)
Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk
mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan
database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi.
3.
Subsistem Perangkat
Lunak Penyelanggara Dialog (Dialog Generation and Management Software)
Karakteristik SPK timbul dari fleksibilitasnya dan
kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.
Dimana, subsistem dialog ini terbagi menjadi tiga bagian yakni: Bahasa aksi,
Bahasa tampilan atau presentasi dan Bahasa pengetahuan.
1.4
Ciri-ciri dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
1.
SPK ditujukan untuk
membantu keputusan-keputusan yang kurang terstruktur dan umumnya dihadapi oleh
para manajer yang berada di tingkat puncak.
2.
SPK merupakan
gabungan antara kumpulan model kualitatif dan kumpulan data.
3.
SPK memiliki
fasilitas interaktif yang dapat mempermudah hubungan antara manusia dengan
komputer.
4.
SPK bersifat luwes
dan dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
1.5 ANALYTIC HIRARCHY PROCESS (AHP)
AHP adalah sebuah metode memecah permasalahan
yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi
bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi
suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk
penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel
dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki
prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi
tersebut. AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan
cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan
untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi
dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP merupakan suatu
proses mengidentifikasi, mengerti dan memberikan perkiraan
interaksi sistem secara keseluruhan.
Prosedur dalam menggunakan metode AHP terdiri
dari beberapa tahap yaitu:
1.
Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi Penyusunan
hirarki yaitu dengan menentukan tujuan yang merupakan sasaran sistem
secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri
dari kriteria-kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan
alternatif-alternatif yang ada dan menentukan alternatif-alternatif
tersebut. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria dibawahnya
dan setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-masing.
2.
Menentukan prioritas elemen dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Membuat perbandingan berpasangan Langkah
pertama dalam menentukan prioritas elemen
adalah membuat perbandingan berpasangan,
yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang di berikan.
Untuk perbandingan berpasangan digunakan
bentuk matriks. Matriks bersifat sederhana,
berkedudukan kuat yang menawarkan
kerangka untuk memeriksa konsistensi,
memperoleh informasi tambahan dengan
membuat semua perbandingan yang mungkin
dan menganalisis kepekaan prioritas secara
keseluruhan untuk merubah pertimbangan.
Untuk memulai proses perbandingan
berpasangan, dimulai dari level paling
atas hirarki untuk memilih kriteria, misalnya
C, kemudian dari level dibawahnya diambil
elemen-elemen yang akan dibandingkan,
misal A1, A2, A3, A4, A5, maka susunan
elemen-elemen pada sebuah matrik seperti
Tabel 1.
b.
Mengisi matrik perbandingan berpasangan. Untuk mengisi matrik perbandingan berpasangan yaitu dengan menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen terhadap
elemen lainnya yang dimaksud
dalam bentuk skala dari 1 sampai
dengan 9. Skala ini mendefinisikan dan menjelaskan
nilai 1 sampai 9 untuk pertimbangan
dalam perbandingan berpasangan elemen
pada setiap level hirarki terhadap suatu
kriteria di level yang lebih tinggi. Apabila suatu elemen dalam matrik dan dibandingkan dengan dirinya sendiri, maka diberi nilai 1. Jika i dibanding j mendapatkan nilai tertentu, maka j dibanding i
merupakan kebalikkannya. Pada
tabel 2 memberikan definisi dan
penjelasan skala kuantitatif 1 sampai
dengan 9 untuk menilai tingkat kepentingan
suatu elemen dengan elemen lainnya.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN
1.1
Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan
tahapan yang sangat penting dalam pembangunan maupun pengembangan suatu sistem,
karena analisis sistem yang baik akan berbanding lurus dengan keberhasilan yang
dicapai dan memudahkan dalam pengerjaan tahapan-tahapan berikutnya, seperti
perancangan dan implementasi sistem.
1.1.1
Identifikasi
Masalah
Proses seleksi
pengangkatan Kepala Sekolah yang berkualitas oleh dinas menggunakan beberapa
kriteria sesuai dengan peraturan yang ada yaitu dengan cara melakukan beberapa
tes dan menghasilkan Data tes manual berupa kertas hasil tes. Dalam penilaian
manual seperti ini terkadang terjadi kesalahan seperti adanya penilaian dan
pengambilan keputusan yang bersifat subyektif, penumpukan file-file dan keterlambatan
pengambilan keputusan untuk hasil tes yang telah dilakukan, keterlambatan
pengumuman hasil tes dan salah pemberian nilai untuk hasil tes masih sering
terjadi karena kelalaian manusia.
1.1.2
Sistem yang sedang
Berjalan
1.
Calon Kepala
Sekolah harus melalui beberapa tes untuk memperebutkan suatu jabatan tersebut. Dan
hasil tes itu masih berupa data-data manual berupa lembaran kertas
2.
Sistem penilaian
secara manual yang rumit menimbulkan kesan proses pengangkatan jabatan menjadi
lambat .
3.1.3 Kebutuhan Sistem
1.
Kebutuhan
Fungsional
Kebutuhan
fungsional merupakan jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang
mampu dilakukan oleh sistem beserta informasi-informasi yang dihasilkan oleh
sistem, berikut beberapa kebutuhan fungsional dari sistem pemilihan Kepala
Sekolah.
2.
Kebutuhan Non
Fungsional
1.
Operasioanal
·
Dianjurkan untuk
digunakan pada sistem operasi Windows XP.
·
Spesifikasi
computer minimum Pentium IV
·
Kebutuhan minimum
memori 256MB RAM
2.
Security
·
Sistem
programnyanya dilengkapi dengan login password, sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat mengakses programnya.
3.
Informasi
·
Digunakan untuk
menginformasikan apabila password yang dimasukkan oleh pengguna salah.
3.1.4
Data yang digunakan
Data-data yang dibutuhkan oleh sistem ada dua bagian
yaitu, data internal dan data private. Data internal adalah data yang berasal
dari dinas itu sendiri seperti data penilaian yang akan diseleksi. Data private
merupakan nilai-nilai yang diberikan oleh seorang pengambil keputusan
(Gubernur) misalnya pemberian nilai kriteria untuk nilai akhir untuk Kepala
Sekolah yang dibutuhkan.
3.2
Metode ANALYTIC HIRARCHY PROCESS (AHP)
Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, metode AHP (Analytic Hirarchy Process)
yang nantinya dari proses tersebut bisa menghasilkan hasil dari seleksi yang
berarti penentuan nilai kecerdasan, kepribadian dan pengalaman kerja. Prinsip
kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak
terstruktur, strategik dan dan dinamik
menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. .
3.3
Perancangan Sistem
3.3.1
Proses Model
Pemodelan
Proses yakni mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan bagaimana
data berpindah diantara aktivitas-aktivitas itu. Pada laporan ini, akan dibuat
DFD (Data Flow Diagram) logis yang menggambarkan proses tanpa menyarankan
bagaimana user akan menjalankan sistem tersebut.
1.
Data Flow yang
diusulkan
DFD Level Context (level 0)
Keterangan :
Entitas bagian penyeleksi melakukan login dan melakukan
entry data SPK kemudian system akan mengolah data-data tersebut kemudian system
akan memberikan hasil pengolahan kepada bagian penyeleksi pengambil keputusan
memberikan data nilai dan akan menerima laporan dari sistem SPK tersebut. Hasil
dari laporan ini akan digunakan untuk mengambil keputusan
3.3.2 Perancangan Database
Database
dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan computer
yang memungkinkan dapat diakses dengan mudah dan cepat. Database merupakan
salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis
dalam menyediakan informasi bagi pemakai.
3.4 Implementasi dan Pembahasan
3.4.1
Implementasi
Implementasi
sistem (system implementation) merupakan tahap dimana sistem informasi
telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan dengan
baik oleh pengguna, sistem harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu
untuk menjamin tidak ada kendala fatal yang muncul pada saat penggunaan memanfaatkan
sistemnya.
3.4.1.1
Implementasi Tabel
Keterangan :
1.
Perolehan nilai, di
dapat dari hasil tes yang dilakukan dari pihak sekolah.
2.
Hasil keputusan
diperoleh dari 3 kriteria, yaitu: kecerdasan, kepribadian dan pengalaman kerja.
3.4.1.2Implementasi Input
1.
Implementasi
Input Login
5.
Implementasi Input Kepribadian
6.
Implementasi
Input Pengalaman kerja
7.
Implementasi
Input Hasil
BAB VI
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.
Sistem ini diharapkan dapat mengatasi
permasalahan pada proses seleksi (penilaian) calon Kepala Sekolah, menghindari adanya
subyektifitas pengambilan keputusan.
2.
Hasil penilaian dapat
digunakan untuk melandasi pengambilan keputusan dalam hal calon kepala sekolah
manakah yang layak untuk diangkat sebagai kandidat calon kepala sekolah yang
nantinya akan akan diangkat sebagai calon kepala sekolah SMP/SMA Negeri pada
Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.
1.2
Saran
Dari perancangan sistem yang
diusulkan, maka penulis memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat sebagai
berikut :
1. Program aplikasi baru
menggunakan microsoft visual basic 6.0 sebaiknya dipergunakan dan dijalankan
sebaik-baiknya untuk memaksimalkan proses pendataan pegawai dan pelaporan.
2. Gunakan perangkat komputer baik
itu hardware maupun software untuk menjalankan atau mengaplikasikan sistem baru
dengan baik demi kelancaran proses data.
3. Untuk perawatan dan pemeliharaan perangkat
tersebut berikan tempat khusus yang bebas dari debu, gunakan arus listrik yang
normal untuk keamanan hardware. Untuk keamanan software gunakanlah antivirus
yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aditya, W., Sistem
Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan Metode AHP Untuk Pembelian Barang,
Yogyakarta, Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2005.
[2] Denny, H., Frame Work
Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP, Yogyakarta,
Skripsi Ilkom FMIPA UGM, 2006.
[3] Kusrini, Konsep dan
Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta, C.V Andi Offset, 2007.
[4] McLeod, R.J. and Schell, G., Management
Information Systems, Eight Edition, Prentice Hall, 2004.
[5] Nugroho, B., Membuat
Aplikasi Penjualan dengan Visual Basic 6.0 dan MySQL, Yogyakarta,
Ardana Media, 2006.
boleh gak q minta surce codenya ??
BalasHapusboleh gak q minta surce codenya ??
BalasHapusboleh minta source codenya gak?
BalasHapusKAK MINTA TOLONG .... BOLEH GAK MINTA CODENYA PLIS
BalasHapusboleh minta kriteria nya gak
BalasHapus3.1.3 Kebutuhan Sistem
BalasHapus1. Kebutuhan Fungsional
berikut beberapa kebutuhan fungsional dari sistem pemilihan Kepala Sekolah:
*kok gak ada lanjutanya kebutuhan fungsionalnya? bisa dijelaskan mas?
mbak kalo boleh tau nama dosen pembimbingnya siapa yah ? tolong dijawab
BalasHapus